Alfika Fauzan's Blog


New Education's Blog




Welcome to Alfika Fauzan Blog, Enjoy

Translate The Article's To :

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic

Thursday, September 9, 2010

History of Indonesian Flag



hallo every body!!, nice to meet you today!!, in this day.... (specialy for an Muslim) i'am gonna Say!!! "Minal Aidin Wal Faizin"!! Forgive All My Mistake if i have it!!, so...., today i have a story and history for an Indonesia (my country) about the flags!!, Enjoy!! :D

Keep read??, lets see!! :D

english:



History of Indonesian Flag 

Indonesian national flag is a flag with a simple two-color design that is divided into two sections horizontally (horizontal). The colors were taken from the color of the Majapahit Kingdom. Actually it is not only a kingdom of Majapahit who wore a red and white flag as a symbol of greatness. Before the Majapahit, the kingdom of Kediri was wearing a red and white pennants.

In addition, the flag of war Sisingamangaraja IX of the Batak lands were wearing red and white as color flag, bearing the twin swords with the basic white color light red and white. Red and white colors are the flag war Sisingamangaraja XII. The two swords symbolize the twin Piso style of densely packed, heritage of kings Sisingamangaraja I-XII.

When there is war in Aceh, the fighters - fighters in Aceh have been using the flag of war in the form of banners with red and white, in the back of the image applied to the sword, crescent moon, the sun, and stars as well as several verses in the Quran.

In the days of the Bugis kingdom of Bone, South Sulawesi before Sporting Palakka, Red and White flag, a symbol of power and greatness of the kingdom's Bone Bone.Bendera Woromporang known.

At the time of the Java war (1825-1830 AD) Prince Diponegoro was wearing a red banner of white in its struggle against the Dutch.

The flag, called the Red and White was first used by students and nationalists in the early 20th century under Dutch rule. After World War II ended, Indonesia gained its independence and began to use this flag as the national flag.






Sang Saka Merah Putih is the honorary nickname of Red and White flag of Indonesia. At first the term is intended to flag that was flown on August 17, 1945 East 56th Street Pegangsaan, Jakarta, when the Proclamation implemented. But then in general use, Sang Saka Merah Putih addressed to each flag is flown in every flag ceremony.

Flag of the inheritance was made by Ms. Fatmawati, the wife of President Sukarno, in 1944. Flag of Japan's cotton (there is also mention the flag material is wool cloth from London obtained from a Japanese. This material was then used exclusively for making the flags of the world because it is known for durability) measuring 276 x 200 cm. Since year 1946 up to 1968, the flag is only flown on each anniversary of independence. Since 1969, the flag was never flown again and until now kept at the Merdeka Palace. The flag had a chance to tear at the two ends, white torn edge of 12 x 42 cm. Torn red tip of 15x 47 cm. Then there is a small perforated holes, because fungi and insect bites, brownish stain, black, and white. Because for too long folded, the folds that were torn and faded colors around the pleats.

After the year 1969, which dikerek and flown on the anniversary of independence is a duplicate flag made of silk. Flag heritage is also present but he participated only 'witness' of the storage box.


Flag of Indonesia has a philosophical meaning. Red means courage, white means purity. Red symbolizes the human body, while white symbolizes the human soul. Both are complementary and perfect for Indonesia.

In terms of history, since time immemorial both red and white color contains a sacred meaning. Color red color similar to the Java sugar / palm sugar and white color similar to rice. Both these materials is the main ingredient in the cuisines of Indonesia, especially in Java. When the victorious kingdom of Majapahit in the archipelago, the banner color used is red and white (white banners brother). Since the first red and white colors are used by the Javanese for salvation ceremonies content was four months after the baby in the womb in the form of porridge fed some red dye. Javanese people believe that pregnancy begins from the merging of red elements as symbols of the mother, the blood that spilled when the baby is born, and white as a symbol of the element's father, who planted in the cave garba.








Indonesia:


Sejarah Bendera Indonesia


Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.

Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.

Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.


Sang Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara bendera.

Bendera pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun 1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan 1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm. Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan, hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.

Setelah tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra. Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya 'menyaksikan' dari dalam kotak penyimpanannya.


Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.

Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.


sumber


gimana gan??, menarik??, see ya!! :D

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

6 comments:

theodoraisabel said...

tolong tanya, artikelnya ga bisa di copas ya? hehe. pengen buat tugas nih.

Alfika Fauzan said...

Artikelnya emang gak bisa dicopas, tp kalau mau Datanya bisa Email ane di Gmail :D

Unknown said...

terima kasih atas infonya.
mungkin kita dapat kerja sama,dan klik di http://www.unsri.ac.id

Unknown said...

terima kasih atas infonya.
mungkin kita dapat kerja sama,dan klik di http://www.unsri.ac.id

Unknown said...

Wow Keren, jarang-jarang lho sekarang ini orang Indonesia yang mengerti sejarah simbol negaranya bendera merah putih. Bravo untuk admin
Pabrik Gula Mini

melvi said...

kpan bendera merah putih pertama kali di kibarkan?

Post a Comment

Bagaimana Postinganya??

 

Alfika Fauzan Blog's Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha Edited By Alfika Fauzan