Ini  lah daftar orang terkejam di dunia yang tidak mempunya keprikemanusiaan  dan prikeadilan,bahwa mereka merencanakan sesuatu demi kepribadian  sendiri dan tanpa mengetahui nasib orang laen.Dan kami sebagai  photografer di seluru dunia mengpoling daftar penjahat terkejam yang  membantai seluruh umat manusia lewat majalah publizer dunia,daftar  penjahat terkejam itu sebagai berikut ini :
 1.Josef Stalin
   Josif (Josef) Vissarionovich Stalin ,  Iósif Vissariónovich Stálin), nama asli Ioseb Jughashvili, (21 Desember  1879 (tarikh Kalender Gregorian) – 5 Maret 1953) adalah pemimpin Uni  Soviet dan seorang diktator yang sangat kejam, dikenal juga dengan  sebutan Manusia Baja. Ia diperkirakan telah memerintahkan pembunuhan  sekitar 30 juta jiwa penduduk Rusia dan negara-negara sekitarnya. Ia  juga dikenal sebagai orang yang membenci agama. Tadinya ia masuk  seminari di Tbilisi, namun ia kemudian menjadi tak percaya lagi pada  Tuhan setelah membaca buku Asal-usul Spesies karya Charles Darwin.
  Ia tampil sebagai pemimpin partai komunis dalam negara Uni Republik  Soviet Sosialis.Saingan utama Stalin adalah Leon Trotsky, Leon berhasil  diusir keluar dari Rusia kemudian dibunuh. Menjelang tahun 1929 Stalin  menjadi kepala negara. Ia memperlakukan saingannya atau siapapun yang  melawannya degan kejam mereka semua dihukum mati sebagai mesuh negara  Sovyet atau menjebloskannya ke dalam kampkamp penjara. Dalam Perang  Dunia II (1939-1945) Rusia berperang dengan Inggris serta Amerika  Serikat melawan Jerman. Tetapi seusai perang Stalin ” memasang Tirai  Besi” antara sekutu Barat dan Rusia dan sebagian besar negara di Eropa  Timur dijadikan negara Komunis. Stalin berkuasa sampai akhir hayatnya  pada usia 73 tahun. Pada masa pemerintahannya ia tidak hanya mengawasi  seluruh negara Rusia, melainkan juga negara-negara di luar Rusia.
2.Mao  Zedong
 Mao Zedong (Shaoshan, Hunan,  26 Desember 1893 – Beijing, 9 September 1976), adalah nama seorang tokoh  filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat Cina.
  Mao dan Partainya
   Partai Mao didirikan pada tahun 1921  dan Mao semakin hari semakin vokal. Antara tahun 1934 – 1935 ia  memegang peran utama dan memimpin Tentara Merah Cina menjalani “Mars  Panjang”. Lalu semenjak tahun 1937 ia ikut menolong memerangi Tentara  Dai Nippon yang menduduki banyak wilayah Cina. Akhirnya Perang Dunia II  berakhir dan perang saudara berkobar lagi. Dalam perang yang melawan  kaum nasionalis ini, Mao menjadi pemimpin kaum Merah dan akhirnya ia  menangkan pada tahun 1949. Pada tanggal 1 Oktober tahun 1949, Republik  Rakyat Cina diproklamasikan dan pemimpin Cina nasionalis; Chiang Kai  Shek melarikan diri ke Taiwan.
   Mao dan  Kebijakan Politiknya
   Mao membedakan dua jenis konflik;  konflik antagonis dan konflik non-antagonis. Konflik antagonis  menurutnya hanya bisa dipecahkan dengan sebuah pertempuran saja  sedangkan konflik non-antagonis bisa dipecahkan dengan sebuah diskusi.  Menurut Mao konflik antara para buruh dan pekerja dengan kaum kapitalis  adalah sebuah konflik antagonis sedangkan konflik antara rakyat Cina  dengan Partai adalah sebuah konflik non-antagonis.
  Pada tahun 1956 Mao memperkenalkan sebuah kebijakan politik baru di  mana kaum intelektual boleh mengeluarkan pendapat mereka sebagai  kompromis terhadap Partai yang menekannya karena ingin menghindari  penindasan kejam disertai dengan motto: “Biarkan seratus bunga  berkembang dan seratus pikiran yang berbeda-beda bersaing.” Tetapi  ironisnya kebijakan politik ini gagal: kaum intelektual merasa tidak  puas dan banyak mengeluarkan kritik. Mao sendiri berpendapat bahwa ia  telah dikhianati oleh mereka dan ia membalas dendam. Sekitar 700.000  anggota kaum intelektual ditangkapinya dan disuruh bekerja paksa di  daerah pedesaan.
Mao percaya akan sebuah revolusi yang kekal sifatnya. Ia juga  percaya bahwa setiap revolusi pasti menghasilkan kaum  kontra-revolusioner. Oleh karena itu secara teratur ia memberantas dan  menangkapi apa yang ia anggap lawan-lawan politiknya dan para  pengkhianat atau kaum kontra-revolusioner. Peristiwa yang paling  dramatis dan mengenaskan hati ialah peristiwa Revolusi Kebudayaan yang  terjadi pada tahun 1966. Pada tahun 1960an para mahasiswa di seluruh  dunia memang pada senang-senangnya memberontak terhadap apa yang mereka  anggap The Establishment atau kaum yang memerintah. Begitu pula di Cina.  Bedanya di Cina mereka didukung oleh para dosen-dosen mereka dan  pembesar-pembesar Partai termasuk Mao sendiri. 
Para mahasiswa dan dosen mendirikan apa yang disebut Garda Merah,  yaitu sebuah unit paramiliter. Dibekali dengan Buku Merah Mao, mereka  menyerang antek-antek kapitalisme dan pengaruh-pengaruh Barat serta kaum  kontra-revolusioner lainnya. Sebagai contoh fanatisme mereka, mereka  antara lain menolak berhenti di jalan raya apabila lampu merah menyala  karena mereka berpendapat bahwa warna merah, yang merupakan simbol  sosialisme tidak mungkin mengartikan sesuatu yang berhenti. Maka para  anggota Garda Merah ini pada tahun 1966 sangat membabi buta dalam  memberantas kaum kontra revolusioner sehingga negara Cina dalam keadaan  amat genting dan hampir hancur; ekonominyapun tak jalan. Akhirnya Mao  terpaksa menurunkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk menanggulangi mereka  dan membendung fanatisme mereka. Hasilnya adalah perang saudara yang  baru berakhir pada tahun 1968.
 G-30-S  PKI dan Keterlibatan Mao
     Masa Revolusi Kebudayaan Cina juga  bertepatan dengan masa-masa pemberontakan G-30-S PKI di Indonesia di  mana beberapa kalangan di Indonesia menuduh orang-orang dari Republik  Rakyat Cina sebagai dalangnya. Mao menyangkalnya dan hubungan antara  Indonesia dan RRT yang sebelumnya hangat menjadi sangat dingin sampai  hubungan diplomatik dibuka kembali pada tahun 1990, jauh setelah Mao  meninggal dunia.
   Kegagalan Mao
   Pada tahun 1958 Mao meluncurkan apa  yang ia sebut Lompatan Jauh ke Depan di mana daerah pedesaan  direorganisasi secara total. Di mana-mana didirikan  perkumpulan-perkumpulan desa (komune). Secara ekonomis ternyata ini  semua gagal. Komune-komune ini menjadi satuan-satuan yang terlalu besar  dan tak bisa terurusi. Diperkirakan kurang lebih hampir 20 juta jiwa  penduduk Cina kala itu tewas secara sia-sia.
  3.Adolf Hitler
    Adolf Hitler (20 April 1889 – 30  April 1945) adalah Kanselir Jerman dari tahun 1933 dan Führer (Pemimpin)  (Reich ketiga) Jerman sejak 1934 hingga ia meninggal. Pada 2 Agustus  1934, ia menjadi diktator Jerman setelah Presiden Von Hindenburg  meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan presiden menjadi Führer  sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai tunggal di Jerman. Ia juga  seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National Socialist German  Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei/NSDAP)  yang dikenal dengan Nazi. Nazi secara resmi dibubarkan setelah Jerman  kalah dalam Perang Dunia II yang besar karena sistem kediktatoran  Hitler. Hitler seorang orator yang berkharisma, Hitler merupakan salah  satu pemimpin yang paling berpengaruh di dunia.Ketika Perang Dunia II  akan berakhir, Hitler bunuh diri di bunker bawah tanah-nya di Berlin  bersama istrinya yang dinikahinya belum lama di dalam bunker, Eva Braun.
   Nazi
   Hitler kemudian berkecimpung secara  langsung dalam politik dan menjadi pengurus Partai Buruh Jerman (bahasa  Jerman: Deutsche Arbeiterpartei/DAP) pada bulan Juli 1921. Hitler  menggunakan kebolehan berpidatonya untuk menjadi ketua partai. Dia  kemudian menukar nama DAP menjadi Nationalsozialistische Deutsche  Arbeiterpartei (NSDAP) atau partai Nazi.Pada tahun 1929 NSDAP menjadi  pemenang mayoritas dalam pemilihan umum di kota Coburg, dan kemudian  memenangi pemilu daerah Thüringen. Presiden Jerman masa itu, Paul von  Hindenburg akhirnya melantik Hitler sebagai Kanselir.
   Hitler dan Teori Darwin
   Teori Darwin telah memasuki benak  Hitler, bahkan meresap sampai ke tulang sumsum. Hal ini amat terasa  dalam bukunya Mein Kampf (Perjuanganku). Ia menyamakan ras non-Eropa  sebagai kera.
  Dari dalam dirinya tumbuh ‘kekuatan’ yang mendapat inspirasi dari  teori Darwin bahwa untuk mempertahankan hidup manusia harus bertarung.  Ia menerjemahkan impiannya dengan menyerang Austria, Cekoslowakia,  Perancis, Rusia, dll. Malah terbersit nafsu menguasai seluruh dunia. Ia  melansir konsep eugenetika yang menjadi dasar pijakan pandangan  evolusionis Nazi. Eugenetika berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan  membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu  sehat. Sehingga menurut teori itu, ras manusia bisa diperbaiki dengan  meniru cara bagaimana hewan berkualitas baik dihasilkan melalui  perkimpoian hewan yang sehat. Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit  dimusnahkan.
Tak lama setelah berkuasa, Hitler menerapkan teori itu dengan  tangan besi. Orang-orang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan  dikumpulkan dalam ‘pusat sterilisasi’ khusus. Karena dianggap parasit  yang mengancam kemurnian rakyat Jerman dan menghambat kemajuan evolusi,  maka atas perintah rahasianya, dalam waktu singkat mereka semua dibabat  habis.
Masih dalam eforia teori evolusi dan eugenetika, Nazi menghimbau  muda-mudi berambut pirang bermata biru yang diyakini mewakili ras murni  Jerman biar berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada 1935, Hitler  memerintahkan didirikannya ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di  dalamnya tinggal para wanita muda yang memiliki ras Arya. Para perwira  SS (Schutzstaffel) sering mampir ke sana buat mesum dengan dalih  eugenetika. Para bayi yang lahir kemudian disiapkan menjadi prajurit  masa depan ‘Imperium Jerman’.Menurut Charles Darwin, karena ukuran  tengkorak manusia membesar saat menaiki tangga evolusi, maka di seluruh  Jerman dilakukan pengukuran buat membuktikan tengkorak bangsa Jerman  lebih besar dari ras lain. Mereka yang tak sebesar ukuran resmi,  begitupun yang gigi, mata, dan rambut di luar kriteria evolusionis  langsung dihabisi.
 Perang Dunia II dan Kejatuhan
      Pada September 1939, Hitler  menyerang Polandia dengan serangan taktik blitzkrieg (serangan darat,  udara secara kilat) mencapai kejayaan yang mengejutkan musuh dan  jenderalnya sendiri. Serangan terhadap Polandia menyebabkan  musuh-musuhnya Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman,  dengan itu dimulailah Perang Dunia II.
  Pada masa Perang Dunia II, pihak Inggris dipimpin oleh Sir Winston  Churchill yang menggantikan Arthur Neville Chamberlain yang jatuh akibat  skandal serbuan Nazi ke Polandia 1939, Perancis yang dipimpin oleh  Jendral Gamelin yang saat itu ditunjuk sebagai komando tertinggi sekutu  gagal menahan serangan kilat Jerman ke Belgia dan Perancis, Perancis  akhirnya dipimpin oleh Jenderal Charles de Gaulle yang memimpin pasukan  perlawanan Perancis pada masa Pemerintahan Vichy, serta bantuan Amerika  Serikat yang dipimpin Jendral Eisenhower sebagai panglima mandala di  Eropa meskipun sebelumnya Amerika Serikat enggan terlibat pada perang  yang sebelumnya dianggap sebagai perang Eropa itu.
Setelah lama berperang dan setelah mengalami kekalahan di setiap  medan pertempuran, Hitler menyadari bahwa kekalahan sudah tidak dapat  dielakkan. Awal kekalahan Hitler adalah saat menggempur Kota Kursk Uni  Soviet dengan Operasi Citadel, kekuatan Jerman terdiri dari 800.000  infanteri, 2.700 tank lapis baja, 2.000 pesawat tempur dan dipimpin oleh  Jenderal Erich Von Manstein dan Jenderal Walther Models sedangkan  kekuatan Uni Soviet terdiri dari 1.300.000 infanteri, 3.600 tank, dan  2.400 pesawat tempur. Rencana serangan ini telah diketahui secara detail  oleh intelejen Uni Soviet yang berada di Switzerland. Stalin pun  langsung memerintahkan tentaranya untuk membangun pertahanan kuat di  kawasan Kursk. Di pertempuran inilah banyak sekali tank – tank andalan  Jerman dan Uni Soviet hancur, diantaranya Tank Tiger, Panther, Elefant  (Jerman) dan Tank T-34, SU -152, dan KV -1. Jerman mengalami pukulan  mematikan di Stalingrad serta Serangan pukulan sekutu di Normandia dan  gagal dalam Ardennes Offensive, yaitu serangan balasan yang dilakukan  tentara jerman atau Wehrmacht dan beberapa divisi panzer yang masih  tersisa dipimpin Jenderal Mantauffel pada saat musim salju untuk merebut  kembali Kota Antwerp di Belgia. Serangan ini berlangsung secara terseok  – seok dan berakhir gagal karena kurangnya pasokan logistik dan bahan  bakar untuk Panzer dari Jerman sehingga banyak panzer yang masih “Fresh  from the Oven” seperti tank Tiger dan Panther teronggok di pinggir jalan  karena kehabisan solar.Hitler yang menyadari kejatuhannya sudah dekat  kemudian mengawini wanita simpanannya Eva Braun, kemudian bunuh diri  bersama-sama pada 30 April 1945. Jasadnya dibakar agar tidak jatuh ke  tangan musuh.
4.Vladimir Lenin
Vladimir Illich Lenin,Nama aslinya  adalah Vladimir Ilyich Ulyanov (10 April (22 April menurut tarikh  Kalender Gregorian) 1870 – 21 Januari 1924), adalah seorang revolusioner  komunis Rusia, pemimpin partai Bolshevik, Perdana Menteri Uni Soviet  pertama dan pencipta paham Leninisme.Nama Lenin sebenarnya adalah sebuah  nama samaran dan diambil dari nama sungai Lena, di Siberia.
  Perkembangannya  menjadi seorang Revolusioner
   Sementara itu ketika bekerja sebagai  seorang pengacara di Saint Petersburg, ia mulai mengenal karya-karya  Karl Marx dan Friedrich Engels. Karena karya tentang Marxisme dilarang  di Rusia, Leninpun ditangkap dan dipenjara selama setahun. Lalu ia  dibuang ke Siberia. Saat di dalam penjara pun Lenin menunjukkan bakatnya  dengan mengalahkan para penghuni penjara yang lain dalam bermain catur  .Pada bulan Juli 1898, masih di Siberia, Lenin menikahi seorang wanita  sosialis bernama Nadezhda Krupskaya. Pada tahun 1899, ia menulis buku  tentang perkembangan Kapitalisme di Rusia. Pada tahun 1900, ia  diperbolehkan pulang dari Siberia. Lalu ia berkeliling Eropa dan  mengunjungi konferensi-konferensi Marxis.
  Pada tahun 1903 Lenin bertengkar dengan para pengurus Partai  Sosial-Demokrat dan Buruh Rusia mengenai struktur kepartaian. Martov  seorang pengurus menginginkan sebuah struktur yang agak lepas dan otonom  sedangkan Lenin menginginkan struktur yang sentralistik. Lalu partai  ini pecah menjadi dua. Orang-orang Lenin disebut kaum Bolshevik yang  berarti mayoritas dan orang-orang Julius Martov disebut kaum Menshevik  yang berarti minoritas.
 Revolusi  Rusia
    Pada bulan Februari 1917, berhubung  dengan kekalahan besar Rusia di Perang Dunia I, maka Tsar Nikolas II  dipaksa untuk turun takhta. Lalu dibentuk sebuah kabinet yang dipimpin  oleh Alexander Kerensky. Lalu Lenin pada tanggal 16 April 1917 kembali  ke Petrograd, nama kota Saint Petersburg yang telah di’Rusia’-kan.
  Kemudian Lenin pada bulan Juli mencoba mengadakan pemberontakan  kaum buruh. Tetapi pemberontakan ini gagal, lalu Lenin melarikan diri ke  Finlandia. Pada bulan oktober ia kembali lagi dan berusaha mengadakan  Revolusi Oktober. Pada saat ini ia berhasil, maka pada tanggal 7  November 1917 menurut tarikh Kalender Gregorian atau tanggal 25 Oktober  menurut tarikh Kalender Julian, revolusinya berhasil dan Kerensky  terpaksa melarikan diri.Pada tanggal 30 Agustus 1918, Lenin ditembak  oleh Fanya Kaplan, seorang wanita revolusioner pula, sebanyak tiga kali.  Kaplan menganggap Lenin telah mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa  selamat tetapi kesehatannya mulai menurun dan akhirnya ia meninggal  dunia pada tanggal 21 Januari 1924 setelah stroke empat kali.
 5.Idi Amin
 Jenderal Idi Amin Dada Oumee  (Koboko, Uganda, sekitar tahun 1925–Jeddah, Arab Saudi, 16 Agustus  2003), yang juga dikenal dengan nama Idi Amin, adalah pemimpin diktator  militer di Uganda yang memerintah pada 25 Januari 1971- 13 April 1979.
   Masa  berkuasa
   Begitu Idi Amin berkuasa, Uganda  menjadi negara yang sangat terkenal di dunia internasional. Pada bulan  Agustus 1972, semua orang Asia berwarga negara Inggris (60.000 jiwa)  diberi waktu sembilan puluh hari untuk angkat kaki dari Uganda. Tindakan  ini bukan karena rasialisme, tetapi karena ia ingin memberikan  “kemerdekaan yang sesungguhnya bagi rakyat Uganda”. Yang kalang kabut  tentu saja Inggris, yang para pejabatnya buru-buru menghubungi  Australia, Selandia Baru, dan negara-negara persemakmuran Inggris  lainnya untuk membicarakan penampungan, apalagi Kenya dan Tanzania  menolak memberikan penampungan terhadap para pengungsi. Sepuluh hari  kemudian ditetapkan aturan tambahan bahwa orang asing yang sudah menjadi  warga negara Uganda harus pergi dari Uganda. Jumlahnya sekitar 23.000  jiwa. Sudah tentu warga negara keturunan asing yang lahir di Uganda  kebingungan. Jika mereka pergi, status mereka adalah tanpa negara  (stateless). Ditambah lagi, India, Pakistan, dan Bangladesh (negara asal  mereka) menolak menerima kembali mereka. Ditambah pula dengan kebijakan  nasionalisasai perusahaan-perusahaan milik orang-orang Eropa di Uganda.  Idi Amin memang benar benar “memusingkan banyak orang”.
  Akibat keputusan ini, timbul krisis ekonomi parah di Uganda.  Sekitar 90 % perdagangan dan industrinya dikuasai orang-orang Asia.  Orang Uganda sendiri masih sangat agraris tradisional dan kurang  kecakapan, modal, dan ketrampilan. Sebenarnya, rencana pengusiran orang  Asia sudah direncanakan oleh Milton Obote karena dirasakan terlalu  mencengkram ekonomi Uganda, tetapi masih menargetkan waktu lima tahun,  dengan alasan mempersiapkan orang Uganda.
Pemerintahan Uganda sedemikian kacaunya sehingga Komisi Hukum  Internasional PBB melapor kepada sekjen PBB saat itu, Kurt Waldheim pada  tanggal 7 Juni 1974, yang isinya: “Uganda adalah negeri tanpa hukum”.  Salah satu puncak krisis adalah minta suakanya Menteri Keuangan Emmanuel  Wakheya ke Inggris karena tidak tahan lagi terhadap keputusan ekonomi  yang diambil oleh pemerintahan rezim militer Idi Amin.
Di awal 1977, William Johnshon menulis laporan kepada harian  Bangkok Post yang isinya: “Setelah empat tahun berkuasa, Idi Amin telah  mengubah kehidupan Uganda yang buruk. Dulu negeri Uganda pengekspor teh  dan kopi, namun karena sistem administrasi dan transportasi yang buruk,  ratusan karung kopi teronggok di gudang menunggu diekspor, semetara  puluhan ribu ton diselundupkan ke Kenya. Uganda dulunya sebagai salah  satu negeri tersubur di Afrika, kini hasil pertanian begitu langkanya  sampai penduduk kota menanam tebu dan pisang. Sabun, gula, dan gandum  diperlakukan seperti emas saking langkanya. Sementara di pedesaan hasil  panen begitu melimpah, penduduk kota tidak dapat menikmati hasilnya.  Lima tahun lalu beroperasi 298 bus yang dijalankan pemerintah, kini cuma  11 yang masih jalan.”Pada bulan April 1979, Idi Amin berhasil  digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania.  Sebelumnya Idi Amin dengan bantuan Libya mencoba menyerang Kagera,  provinsi utara Tanzania.
Idi Amin akhirnya terbang mengungsi ke Libya yang kemudian meminta  suaka ke Jeddah, Arab Saudi serta menetap di sana. Menurutnya, angka  kematian 100.000 sampai 300.000 orang yang dianiya dan dibunuh adalah  akibat kesalahan bagian intelijen. Bahkan Biro Riset Nasional mengancam  akan membunuhnya. Menurut Amin, banyak hal-hal buruk yang disembunyikan  ketika dia berkuasa. Ketika dia tahu keberadaan biro itu, semua sudah  terlambat.
Namun, semasa Amin belum jatuh, David Martin dalam artikelnya di  South China Morning Post membeberkan bagaimana Idi Amin mengetahui sepak  terjang oknum-oknumnya. Ia mengaku tidak ingin jadi Presiden,  tentaranyalah yang memintanya, namun mengenai pengusiran orang Asia dia  mengatakan, “Mereka terlampau berkuasa dan mencemooh kaum kami”.
Idi Amin mempunyai empat orang istri. Istri pertamanya adalah Sarah  atau Mama Malian yang dinikahinya pada tahun 1958, yang kedua Kay, yang  ketiga Norah, dan yang keempat Medina, yang dinikahinya pada tahun  1971. Pada awal tahun 1974 ia ceraikan tiga istrinya yang pertama  sehingga tinggal Medina. Pada 1 Agustus 1975, ia menikah dengan Sarah,  seorang pembalap pasukan berani mati Angkatan Darat Uganda. Empat bulan  kemudian, dia menikahi Babirye putri seorang usahawan Uganda. Waktu itu  Idi Amin sudah mempunyai 34 orang anak.Pada tanggal 20 Juli 2003,  menjelang kematiannya di Rumah sakit Raja Faisal di Jeddah, istrinya  memohon kepada Presiden Uganda Yoweri Museveni agar Idi Amin dikuburkan  di negaranya, namun permintaan ini ditolak. Idi Amin meninggal di Arab  Saudi pada tanggal 16 Agustus 2003 dan dimakamkan di Jeddah.
Pada tanggal 17 Agustus 2003, David Owen mengatakan dalam wawancara  oleh Radio BBC bahwa ketika menjabat sebagai Sekertaris Kementrian Luar  Negeri Inggris (1977-1979), dia memerintahkan agar Idi Amin dibunuh  untuk mengakhiri rezim terorya. Usulnya ditolak, namun alasan Owen  adalah rezim Idi Amin sangatlah buruk, sangat mengerikan bila dia  dibiarkan berkuasa terlalu lama. 
 6.Benito  Mussolini
           Benito Amilcare Andrea Mussolini (29  Juli 1883 – 28 April 1945) adalah seorang diktator Italia yang menganut  Fasis. Ia adalah diktator Italia pada periode 1922-1943. Ia dipaksa  mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah  serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi.  Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini  mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf  Hitler dengan Nazi-nya.
   Kehidupan Awal
   Mussolini lahir di Predappio, Forlì  (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang pandai besi dan ibunya Rosa  seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis  berat. Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari  pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908 ia bergabung  dengan surat kabar Austria di kota Trento.
  Keluar dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di  Class (Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich  Marx makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis  tingkat daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi  antipatriot. Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman  tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini  bertentangan dengan kinerjanya kemudian.
Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pindah ke  Milan, tempatnya membangun dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas  para pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa  dibuhul dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis,  yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan  pengangguran merebak di mana-mana.Pada Maret 1919, fasisme menjadi suatu  gerakan politik ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang  dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan  preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan  mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan.
Setelah gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya,  sehingga mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen  dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah  liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar  kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke  Roma.Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja  Vittorio Emanuele III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu  diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya  membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.
Gebrakan pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang  Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin,  “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika  diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat  alamiah dari evolusi.” Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa  berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa  yang ditakuti sepak terjangnya.
Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan  dunia tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka  membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak  Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan  Italia sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat  pada 1943. Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari takhtanya dan  ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya berkuasa  di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian. Ketika  akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya dan  mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.
 7.Pol Pot
         Saloth Sar (19 Mei 1925 – 15 April  1998), lebih dikenal sebagai Pol Pot, adalah pemimpin Khmer Merah dan  Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga 1979. Pemerintahannya banyak  disalahkan untuk kematian sekitar dua juta warga Kamboja, meski  perkiraan jumlahnya beragam.
   Kamboja Demokratis
   Pada awal 1976 pihak Khmer Merah  menahan Sihanouk dalam tahanan rumah. Pemerintah yang ada saat itu  segera diganti dan Pangeran Sihanouk dilepas dari jabatannya sebagai  kepala negara. Kamboja menjadi sebuah republik komunis dengan nama  “Kamboja Demokratis” (Democratic Kampuchea) dan Khieu Samphan menjadi  presiden pertama.Pada 13 Mei 1976 Pol Pot dilantik sebagai Perdana  Menteri Kamboja dan mulai menerapkan perubahan sosialis terhadap negara  tersebut. Pengeboman yang dilakukan pihak AS telah mengakibatkan wilayah  pedesaan ditinggalkan dan kota-kota sesak diisi rakyat (Populasi Phnom  Penh bertambah sekitar 1 juta jiwa dibandingkan dengan sebelum 1976).
  Saat Khmer Merah mendapatkan kekuasaan, mereka mengevakuasi rakyat  dari perkotaan ke pedesaan di mana mereka dipaksa hidup dalam  ladang-ladang yang ditinggali bersama. Rezim Pol Pot sangat kritis  terhadap oposisi maupun kritik politik; ribuan politikus dan pejabat  dibunuh, dan Phnom Penh pun ikut berubah menjadi kota hantu yang  penduduknya banyak yang meninggal akibat kelaparan, penyakit atau  eksekusi. Ranjau-ranjau darat (oleh Pol Pot mereka disebut sebagai  “tentara yang sempurna”) disebarkan secara luas ke seluruh wilayah  pedesaan.
Pada akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja  dikalahkan dengan mudah, dan Pol Pot lari ke perbatasan Thailand. Pada  Januari 1979, Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah Heng Samrin,  yang terdiri dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke  Vietnam untuk menghindari penmbasmian yang terjadi sebelumnya pada 1954.  Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur yang pindah ke  pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi. Pol Pot berhasil  mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk tetap bertempur di  wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja. Pada saat itu,  Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Pol Pot, menyerang, dan menyebabkan  Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama.Pol Pot, musuh Uni  Soviet, juga memperoleh dukungan dari Thailand dan AS. AS dan Tiongkok  memveto alokasi perwakilan Kamboja di Sidang Umum PBB yang berasal dari  pemerintahan Heng Samrin. AS secara langsung dan tidak langsung  mendukung Pol Pot dengan menyalurkan bantuan dana yang dikumpulkan untuk  Khmer Merah.
Jumlah korban jiwa dari perang saudara, konsolidasi kekuasaan Pol  Pot dan invasi Vietnam masih dipertentangkan. Sumber-sumber yang dapat  dipercaya dari pihak Barat [1] menyebut angka 1,6 juta jiwa, sedangkan  sebuah sumber yang spesifik, seperti jumlah tiga juta korban jiwa antara  1975 dan 1979, diberikan oleh rezim Phnom Penh yang didukung Vietnam,  PRK. Bapa Ponchaud memberikan perkiraan sebesar 2,3 juta—meski jumlah  ini termasuk ratusan ribu korban sebelum pengambil alihan yang dilakukan  Partai Komunis. Amnesty International menyebut 1,4 juta; sedngkan  Departemen Negara AS, 1,2 juta. Khieu Samphan dan Pol Pot sendiri,  masing-masing menyebut 1 juta dan 800.000.
 Pasca  pemerintahan Partai Komunis
      Pol Pot mundur dari jabatannya pada  1985, namun bertahan sebagai pemimpin de facto Partai Komunis dan  kekuatan yang dominan di dalamnya.Pada 1989, Vietnam mundur dari  Kamboja. Pol Pot menolak proses perdamaian, dan tetap berperang melawan  pemerintah koalisi yang baru. Khmer Merah bertahan melawan pasukan  pemerintah hingga 1996, saat banyak pasukannya yang telah kehilangan  moral mulai meninggalkannya. Beberapa pejabat Khmer Merah yang penting  juga berpindah pihak.
  Pol Pot memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya Son Sen dan  sebelas anggota keluarganya pada 10 Juni 1997 karena mencoba mengadakan  persetujuan dengan pemerintah (kabar tentang ini tidak diketahui di luar  Kamboja selama tiga hari). Pol Pot lalu melarikan diri namun berhasil  ditangkap Kepala Militer Khmer Merah, Ta Mok dan dijadikan tahanan rumah  seumur hidup. Pada April 1998, Ta Mok lari ke daerah hutan sambil  membawa Pol Pot setelah sebuah serangan pemerintah yang baru. Beberapa  hari kemudian, pada 15 April 1998, Pol Pot meninggal – kabarnya akibat  serangan jantung. Jasadnya kemudian dibakar di wilayah pedesaan,  disaksikan oleh beberapa anggota eks-Khmer Merah.
 8.Augusto Pinochet
 Augusto José Ramón Pinochet Ugarte (ValparaÃso, 25 November  1915–Providencia, 10 Desember 2006) adalah seorang jenderal dan diktator  Chili. Ia adalah kepala junta militer yang berkuasa di Chili pada  periode 1973 – 1990. Ia meraih kekuasaan dengan cara kudeta sesaat  setelah pemilu demokratis yang memilih Presiden Salvador Allende yang  sosialis. Ia tampil sebagai presiden Republik pada 1974 – 1990 (dari  1981 hingga terbentuknya sebuah Konstitusi 1980) yang baru.Sekitar 3.000  orang Chili terbunuh selama masa pemerintahannya. Pinochet  memperkenalkan banyak kebijakan pasar bebas neoliberal.
Melalui Operasi Jakarta, presiden AS, Richard Nixon menggunakan CIA  untuk membantu junta militer Chili dalam mengkudeta Presiden Salvador  Allende dan menaikan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Chile, Augusto  Pinochet Agurte. Sejak 1974-1990, tidak kurang dari 2025 kasus  pelanggaran HAM dilakukan oleh rezim Pinochet melalui dinas rahasianya  DINA (semacam Kopkamtib-nya Chile) telah terjadi. 1068 berupa kasus  pembunuhan dan 957 kasus orang hilang.Kudeta yang dilakukan Pinochet  terhadap Allende, bila dicermati amat mirip dengan yang diduga dilakukan  Soeharto terhadap Soekarno yaitu setidaknya antara lain pada:
 - Beredarnya dokumen yang meresahkan tentang perencanaan pembunuhan beberapa jenderal dan komandan-komandan militer. Hal itu selain terjadi di Chile (dokumen rencana ‘Z’) juga Indonesia (Beredarnya daftar pejabat AD yang akan dibunuh dikalangan tokoh-tokoh buruh, politisi dan elit militer Chili).
 - Disebarnya isu yang menimbulkan keresahan dan ketidakstabilan poltitik dalam negeri. Di Chile masyarakat terutama serikat buruh militan dan jenderal-jenderal konservatif mendapat kiriman kartu-kartu kecil di mana tercetak kata-kata “Jakarta Se Acerca” (Jakarta Sudah Mendekat).
 - Diduga sangat kuat kedua kudeta tersebut sama-sama di dukung CIA.
 
Pada 1990 ia kehilangan  kekuasaan, namun ia menjadikan dirinya senator seumur hidup, untuk  mencegah agar ia tak ditangkap. Ia dipaksa meninggalkan kedudukan  senator pada 2002, namun sekali lagi ia tak ditangkap, saat itu  dikatakan ia menderita dementia. Pada Mei 2004 hakim berkata itu tidak  benar. Pada 13 Desember ia ditempatkan dalam tahanan rumah.Ia meninggal  dunia pada 10 Desember 2006 seminggu setelah terkena serangan jantung.
   9.Soeharto
 Jend. Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto)  (lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – wafat di  Jakarta, 27 Januari 2008 dalam umur 86 tahun[1]) adalah Presiden  Indonesia yang kedua, menggantikan Soekarno, dari 1967 sampai  1998.Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada  masa pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor  Jenderal. Setelah Gerakan 30 September, Soeharto menyatakan bahwa PKI  adalah pihak yang bertanggung jawab dan memimpin operasi untuk  menumpasnya. Operasi ini menewaskan lebih dari 500.000 jiwa.
Soeharto kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi  menjadi presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada  tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa  jabatannya berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun  tersebut, menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung  DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama  dalam jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J.  Habibie.
 Naik  ke kekuasaan
     Pada pagi hari 1 Oktober 1965,  beberapa pasukan pengawal Kepresidenan, Tjakrabirawa di bawah Letnan  Kolonel Untung Syamsuri bersama pasukan lain menculik dan membunuh enam  orang jendral. Pada peristiwa itu Jendral A.H. Nasution yang menjabat  sebagai Menteri Koordinator bidang Hankam dan Kepala Staf Angkatan  Bersenjata berhasil lolos. Satu yang terselamatkan, yang tidak menjadi  target dari percobaan kudeta adalah Mayor Jendral Soeharto, meski  menjadi sebuah pertanyaan apakah Soeharto ini terlibat atau tidak dalam  peristiwa yang dikenal sebagai G-30-S itu. Beberapa sumber mengatakan,  Pasukan Tjakrabirawa yang terlibat itu menyatakan bahwa mereka mencoba  menghentikan kudeta militer yang didukung oleh CIA yang direncanakan  untuk menyingkirkan Presiden Soekarno dari kekuasaan pada “Hari ABRI”, 5  Oktober 1965 oleh badan militer yang lebih dikenal sebagai Dewan  Jenderal.
  Peristiwa ini segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk segera  mengamankan Jakarta, menurut versi resmi sejarah pada masa Orde Baru,  terutama setelah mendapatkan kabar bahwa Letjen Ahmad Yani, Menteri /  Panglima Angkatan Darat tidak diketahui keberadaannya. Hal ini  sebenarnya berdasarkan kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat bahwa  bila Panglima Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima Kostrad  yang menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat  Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari  Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada Soeharto  untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan  ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan  Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden  Soekarno, penangkapan sejumlah menteri yang diduga terlibat G-30-S  (Gerakan 30 September). Tindakan ini menurut pengamat internasional  dikatakan sebagai langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia  yang pro-Soekarno dan pro-Komunis yang justru dialamatkan kepada  Angkatan Udara Republik Indonesia di mana jajaran pimpinannya khususnya  Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Omar Dhani yang dinilai pro  Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan  kekuasaan eksekutif. Tindakan pembersihan dari unsur-unsur komunis (PKI)  membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia  yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu “tersangka  komunis”, kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas  Tionghoa Indonesia. Soeharto dikatakan menerima dukungan CIA dalam  penumpasan komunis. Diplomat Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan  bahwa mereka telah menulis daftar “operasi komunis” Indonesia dan telah  menyerahkan sebanyak 5.000 nama kepada militer Indonesia. Been Huang,  bekas anggota kedutaan politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa:  “Itu merupakan suatu pertolongan besar bagi Angkatan Bersenjata. Mereka  mungkin membunuh banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak  darah di tangan saya, tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya di mana anda  harus memukul keras pada saat yang tepat.” Howard Fenderspiel, ahli  Indonesia di State Department’s Bureau of Intelligence and Research di  1965: “Tidak ada yang peduli, selama mereka adalah komunis, bahwa mereka  dibantai. Tidak ada yang bekerja tentangnya.”1 Dia mengakhiri  konfrontasi dengan Malaysia dalam rangka membebaskan sumber daya di  militer.
Jendral Soeharto akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik  Indonesia setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA)  ditolak MPRS pada tahun 1967, kemudian mendirikan apa yang disebut Orde  Baru.Beberapa pengamat politik baik dalam negeri maupun luar negeri  mengatakan bahwa Soeharto membersihkan parlemen dari komunis,  menyingkirkan serikat buruh dan meningkatkan sensor. Dia juga memutuskan  hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina dan menjalin hubungan  dengan negara barat dan PBB. Dia menjadi penentu dalam semua keputusan  politik.
Jendral Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan  dua badan intelijen – Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban  (Kopkamtib) dan Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2  juta orang dieksekusi dalam pembersihan massal dan lebih dari 200.000  ditangkap hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis,  tersangka komunis dan yang disebut “musuh negara” dihukum mati (meskipun  beberapa hukuman ditunda sampai 1990).
Diduga bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto  oleh CIA. Sebagai tambahan, CIA melacak nama dalam daftar ini ketika  rezim Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini  dari Pemerintah Amerika Serikat untuk rezim Soeharto tetap diam sampai  invasi Timor Timur, dan terus berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena  kekayaan sumber daya alamnya dan populasi konsumen yang besar, Indonesia  dihargai sebagai rekan dagang Amerika Serikat dan begitu juga  pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika  Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton  dikutip di New York Times mengatakan bahwa Soeharto adalah “orang  seperti kita” atau “orang golongan kita”.
Pada 12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden  Indonesia oleh MPR Sementara. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968 dia  resmi diangkat sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun yang  pertama. Dia secara langsung menunjuk 20% anggota MPR. Partai Golkar  menjadi partai favorit dan satu-satunya yang diterima oleh pejabat  pemerintah. Indonesia juga menjadi salah satu pendiri ASEAN.
Ekonomi Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an.  Soeharto pun kemudian meminta nasehat dari tim ekonom hasil didikan  Barat yang banyak dikenal sebagai “mafia Berkeley”. Tujuan jangka pendek  pemerintahan baru ini adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai  rupiah, memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya  investasi asing. Dan untuk satu hal ini, kesuksesan mereka tidak bisa  dipungkiri. Peran Sudjono Humardani sebagai asisten finansial besar  artinya dalam pencapaian ini.Di bidang sosial politik, Soeharto  menyerahkannya kepada Ali Murtopo sebagai asisten untuk masalah-masalah  politik. Menghilangkan oposisi dengan melemahkan kekuatan partai politik  dilakukan melalui fusi dalam sistem kepartaian.
 Puncak Orde Baru
         Pada masa pemerintahannya, Presiden  Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi sebagai pokok tugas dan tujuan  pemerintah. Dia mengangkat banyak teknokrat dan ahli ekonomi yang  sebelumnya bertentangan dengan Presiden Soekarno yang cenderung bersifat  sosialis. Teknokrat-teknokrat yang umumnya berpendidikan barat dan  liberal (Amerika Serikat) diangkat adalah lulusan Berkeley sehingga  mereka lebih dikenal di dalam klik ekonomi sebagai Mafia Berkeley di  kalangan Ekonomi, Industri dan Keuangan Indonesia. Pada masanya,  Indonesia mendapatkan bantuan ekonomi dan keuangan dari negara-negara  donor (negara-negara maju) yang tergabung dalan IGGI yang diseponsori  oleh pemerintah Belanda. Namun pada tahun 1992, IGGI dihentikan oleh  pemerintah Indonesia karena dianggap turut campur dalam urusan dalam  negeri Indonesia, khususnya dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili.  Peran IGGI ini digantikan oleh lembaga donor CGI yang disponsori  Perancis. Selain itu, Indonesia mendapat bantuan dari lembaga  internasional lainnya yang berada dibawah PBB seperti UNICEF, UNESCO dan  WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen ekonomi yang bertumpu dalam  sistem trickle down effect (menetes ke bawah) yang mementingkan  pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada segelintir kalangan serta  buruknya manajemen ekonomi perdagangan industri dan keuangan (EKUIN)  pemerintah, membuat Indonesia akhirnya bergantung pada donor  Internasional terutama paska Krisis 1997. Dalam bidang ekonomi juga,  tercatat Indonesia mengalami swasembada beras pada tahun 1984. Namun  prestasi itu ternyata tidak dapat dipertahankan pada tahun-tahun  berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi Indonesia saat itu dianggap sangat  signifikan sehingga Indonesia sempat dimasukkan dalam negara yang  mendekati negara-negara Industri Baru bersama dengan Malaysia, Filipina  dan Thailand, selain Singapura, Taiwan dan Korea Selatan.
  Di bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan  partai-partai politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik  yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan  Partai Demokrasi Indonesia (PDI) dalam upayanya menyederhanakan  kehidupan berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa  presiden Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat  pada jatuh bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya  pembangunan. Kemudian dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal  Pancasila yang mewarnai kehidupan politik saat itu. Namun dalam  perjalanannya, terjadi ketimpangan dalam kehidupan politik di mana  muncullah istilah “mayoritas tunggal” di mana GOLKAR dijadikan partai  utama dan mengebirikan dua parpol lainnya dalam setiap penyelenggaraan  PEMILU. Berbagai ketidakpuasan muncul, namun dapat diredam oleh sistem  pada masa itu.
Seiring dengan naiknya taraf pendidikan pada masa pemerintahannya  karena pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik dan ketidakpuasan  atas ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan. Kesenjangan ekonomi,  sosial dan politik memunculkan kalangan yang tidak puas dan menuntut  perbaikan. Kemudian pada masa pemerintahannya, tercatat muncul peristiwa  kekerasan di masyarakat yang umumnya sarat kepentingan politik, selain  memang karena ketidakpuasan dari masyarakat.
Beberapa catatan atas  tindakan represif Orde Baru
Presiden Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa,  melarang penggunaan tulisan Tionghoa tertulis di berbagai material  tertulis, dan menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka  terhadap komunis. Walaupun begitu, Soeharto terlibat persahabatan yang  akrab dengan Lee Kuan Yew yang pernah manjadi Perdana Menteri Singapura  yang beretnis Tionghoa.
Pada 1970 Soeharto melarang protes pelajar setelah demonstrasi yang  meluas melawan korupsi. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat  umum. Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi  tersebut. Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik.Dia memerintah melalui  kontrol militer dan penyensoran media. Dia menguasai finansial dengan  memberikan transaksi mudah dan monopoli kepada saudara-saudaranya,  termasuk enam anaknya. Dia juga terus memainkan faksi berlainan di  militer melawan satu sama lain, dimulai dengan mendukung kelompok  nasionalis dan kemudian mendukung unsur Islam.
Pada 1973 dia memenangkan jangka lima-tahun berikutnya melalui  pemilihan “electoral college”. dan juga terpilih kembali pada 1978,  1983, 1988, 1993, dan 1998. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan  mengizinkan hanya tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk  partainya sendiri, Golkar. Oleh karena itu semua partai Islam yang ada  diharuskan bergabung menjadi Partai Persatuan Pembangunan, sementara  partai-partai non-Islam (ka****k dan Protestan) serta partai-partai  nasionalis digabungkan menjadi Partai Demokrasi Indonesia.
Pada 1975, dengan persetujuan bahkan permintaan Amerika Serikat dan  Australia, ia memerintahkan pasukan Indonesia untuk memasuki bekas  koloni Portugal Timor Timur setelah Portugal mundur dan gerakan Fretilin  memegang kuasa yang menimbulkan kekacauan di masyarakat Timor Timur  Sendiri, serta kekhawatiran Amerika Serikat atas tidakan Fretilin yang  menurutnya mengundang campur tangan Uni Soviet. Kemudian pemerintahan  pro integrasi dipasang oleh Indonesia meminta wilayah tersebut  berintegrasi dengan Indonesia. Pada 15 Juli 1976 Timor Timur menjadi  provinsi Timor Timur sampai wilayah tersebut dialihkan ke administrasi  PBB pada 1999.Korupsi menjadi beban berat pada 1980-an. Pada 5 Mei 1980  sebuah kelompok yang kemudian lebih dikenal dengan nama Petisi 50  menuntut kebebasan politik yang lebih besar. Kelompok ini terdiri dari  anggota militer, politisi, akademik, dan mahasiswa. Media Indonesia  menekan beritanya dan pemerintah mecekal penandatangannya. Setelah pada  1984 kelompok ini menuduh bahwa Soeharto menciptakan negara satu partai,  beberapa pemimpinnya dipenjarakan.Catatan hak asasi manusia Soeharto  juga semakin memburuk dari tahun ke tahun. Pada 1993 Komisi HAM PBB  membuat resolusi yang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap  pelanggaran hak-hak asasi manusia di Indonesia dan di Timor Timur.  Presiden AS Bill Clinton mendukungnya.
Pada 1996 Soeharto berusaha menyingkirkan Megawati Soekarnoputri  dari kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), salah satu dari tiga  partai resmi. Di bulan Juni, pendukung Megawati menduduki markas besar  partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan  pecah di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1996 (peristiwa Sabtu Kelabu) yang  dikenal sebagai “Peristiwa Kudatuli” (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
 Soeharto turun takhta
          Pada 1997, menurut Bank Dunia, 20  sampai 30% dari dana pengembangan Indonesia telah disalahgunakan selama  bertahun-tahun. Krisis finansial Asia di tahun yang sama tidak membawa  hal bagus bagi pemerintahan Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk  meminta pinjaman, yang juga berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail  dari IMF.
  Mekipun sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai  Presiden pada periode 1998-2003, terutama pada acara Golongan Karya,  Soeharto tetap memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk  ketujuh kalinya di Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan,  tekanan politik dan militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung  DPR/MPR RI, Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk  menghindari perpecahan dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia.  Pemerintahan dilanjutkan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J.  Habibie.Dalam pemerintahannya yang berlangsung selama 32 tahun lamanya,  telah terjadi penyalahgunaan kekuasaan termasuk korupsi dan pelanggaran  HAM. Hal ini merupakan salah satu faktor berakhirnya era Soeharto.
 Kasus dugaan korupsi
    Soeharto memiliki dan mengetuai  tujuh buah yayasan, yaitu Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, Yayasan  Supersemar, Yayasan Dharma Bhakti Sosial (Dharmais), Yayasan Dana Abadi  Karya Bhakti (Dakab), Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila, Yayasan Dana  Gotong Royong Kemanusiaan, Yayasan Trikora. Pada 1995, Soeharto  mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 90 Tahun 1995. Keppres ini  menghimbau para pengusaha untuk menyumbang 2 persen dari keuntungannya  untuk Yayasan Dana Mandiri.
  Hasil penyidikan kasus tujuh yayasan Soeharto menghasilkan berkas  setebal 2.000-an halaman. Berkas ini berisi hasil pemeriksaan 134 saksi  fakta dan 9 saksi ahli, berikut ratusan dokumen otentik hasil penyitaan  dua tim yang pernah dibentuk Kejaksaan Agung, sejak tahun 1999.Menurut  Transparency International, Soeharto menggelapkan uang dengan jumlah  terbanyak dibandingkan pemimpin dunia lain dalam sejarah dengan  perkiraan 15–35 miliar dolar A.S. selama 32 tahun masa pemerintahannya.
Pada 12 Mei 2006, bertepatan dengan peringatan sewindu Tragedi  Trisakti, Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh mengeluarkan pernyataan bahwa  pihaknya telah mengeluarkan Surat Keputusan Penghentian Penuntutan  (SKPP) perkara mantan Presiden Soeharto, yang isinya menghentikan  penuntutan dugaan korupsi mantan Presiden Soeharto pada tujuh yayasan  yang dipimpinnya dengan alasan kondisi fisik dan mental terdakwa yang  tidak layak diajukan ke persidangan. SKPP itu dikeluarkan Kejaksaan  Negeri Jakarta Selatan pada 11 Mei 2006, namun SKPP ini lalu dinyatakan  tidak sah oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 12 Juni 2006.
 10.George Walker Bush
 George Walker Bush (lahir di New Haven, Connecticut, 6 Juli 1946;  umur 62 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-43 yang saat ini  sedang menjabat. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat  pemilu presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden  tahun 2004. Jabatan kepresidenan kedua kalinya akan berakhir pada 20  Januari 2009. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000).  Jabatan ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya terpilih sebagai  presiden.
Dalam sejarahnya, Keluarga Bush adalah bagian dari Partai Republik  dan politik Amerika. Bush adalah anak tertua mantan Presiden Amerika  Serikat George H. W. Bush. Ibunya adalah Barbara Bush. Kakeknya,  Prescott Bush adalah mantan Senator Amerika Serikat dari Connecticut.  Sedang, adiknya, Jeb Bush adalah mantan Gubernur Florida. Menyusul  Serangan 11 September 2001, Bush mengumumkan Perang melawan terorisme  secara menyeluruh. Sepanjang Oktober 2001, dia memerintahkan invasi ke  Afganistan untuk melumpuhkan kekuatan Taliban dan al-Qaeda.Pada Maret  2003, Bush memerintahkan penyeranganan ke Irak dengan alasan bahwa Irak  telah melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah massal  dan karenanya harus dilucuti dengan kekerasan.Setelah digulingkannya  rezim Saddam Hussein, Bush bertekad memimpin AS untuk menegakkan  demokrasi di Timur tengah, yang dimulai dengan Afganistan dan Irak.Namun  hingga kini situasi di Irak semakin tidak stabil karena pertikaian yang  berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang di masa Saddam Hussein  praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syi’ah, yang kini ganti  berkuasa.
Bush pertama-tama dipilih pada tahun 2000, dan menjadi presiden  keempat dalam sejarah AS yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat  setelah 1824, 1876, dan 1888. Bush yang menggambarkan dirinya sebagai  “presiden perang”,terpilih kembali pada 2004setelah kampanye pemilihan  yang sengit dan panas. Dalam kampanye ini, keputusannya untuk mengadakan  Perang melawan Terorisme dan Perang Irak dijadikan isu sentral. Bush  menjadi kandidat pertama yang memperoleh kemenangan mayoritas suara  rakyat sejak ayahnya menang 16 tahun sebelumnya.Dalam tiga pemilihan  umum sebelumnya, penampilan kandidat partai ketiga yang hebat telah  menghalangi pemenang suara rakyat, Gore dan Clinton, untuk memperoleh  suara mayoritas rakyat.
 Presiden  AS
      Bush merupakan orang kedua menjadi  presiden yang mengikuti jejak ayahnya George H. W. Bush, Presiden  Amerika Serikat yang ke-41, setelah John Adams, Presiden kedua, dan John  Quincy Adams, yang keenam, merupakan bapak dan anak. Terdapat juga  pasangan kakek dan cucu, William Henry Harrison dan Benjamin Harrison.
   Masa jabatan pertama
   Masa jabatannya sebagai presiden  didominasi “perang melawan terorisme”, yang mencuat setelah terjadinya  Peristiwa 9/11 (serangan terhadap WTC). Serangan tersebut dijadikannya  alasan untuk memerintahkan invasi terhadap Afganistan pada tahun 2001  untuk membebaskan Afganistan dari rezim Taliban dan Irak pada tahun 2003  untuk menjatuhkan pemerintah Saddam Hussein. Bush menyatakan kemenangan  AS dalam invasi Irak pada 1 Mei 2003, namun hingga kini (Agustus 2006)  konflik di Irak masih belum berakhir akibat serangan-serangan dari para  pemberon
   Masa jabatan  kedua
   Meskipun banyak pihak yang menentang  kedua peristiwa tersebut (khususnya dari luar AS), ia memenangkan  Pemilu Presiden Amerika 2004 dengan selisih 3% dengan saingan utamanya  John Kerry. Masa jabatan keduanya masih dipenuhi masalah di Irak, karena  korban dari pasukan AS terus berjatuhan, mencapai lebih dari 2.500  orang hingga 3 Agustus 2006.
  Peristiwa penting lain pada masa jabatan kedua ini adalah Badai  Katrina pada Agustus 2005. Bush dianggap lambat dalam menangani  peristiwa ini, yang memakan korban ribuan jiwa. Kejadian ini juga  memperlihatkan jurang ekonomi yang jelas antara kaum kulit putih dan  kulit hitam di Amerika. Dalam acara penandatanganan peraturan bioetik  alternatif yang dihadiri 18 keluarga dengan 20-an batita yang lahir dari  embrio sumbangan sisa dari prosedur fertilisasi in vitro, untuk pertama  kalinya ia menggunakan hak vetonya untuk menghalangi RUU bagi  pengembangan riset sel induk embrionik.Pada saat ini jabatan Kepala Staf  Gedung Putih dipegang oleh Joshua B. Bolten dan Wakil Kepala Stafnya  dijabat oleh Karl Rove.
Related Articles :
0 comments:
Post a Comment
Bagaimana Postinganya??